Meskipun suplai solar dari Pertamina berjalan lancar, meningkatnya penggunana solar di Meranti menyebabkan stock suplai solar subsidi yang dipasok pertamina tak lagi mencukupi untuk menampung kebutuhan para nelayan. Kalaupun ada solar eceran, harganya sudah pasti melambung naik. Sejumlah desa di Rangsang dan Rangsang Barat, harga eceran solar dijual dengan harga Rp15.000/kg. Padahal harga HET solar di Meranti hanya Rp5.000/liter. Demikian dikatakan Imran (45 th), salah seorang nelayan Tanah Meranti Rangsang Barat, Minggu (29/7).
"Dalam satu bulan terair ini harga solar terus merangkak naik. Entah itu solar subsidi atau bukan, kami juga tidak tahu. Dan dalam sepakan ini, kami membeli solar tak lagi di Selatpanjang tapi ke Tanjung Balai Karimun. Stock solar di Rangsang Barat sudah habis, dan di Selatpanjang juga habis. Mau tak mau kami terpaksa berlayar dulu ke Tanjung Balai Karimun"beber Bapak lima anak ini.
Sultinya mendapatkan bahan bakar solar subsidi di Meranti turut diakui Helmi (46 th) nelayan asal Rangsang kepada. Dalam satu bulan terahir ini, nelayan-nelayan dari berbagai pelosok desa di Kecamatan Rangsang terpaksa mendapatkan solar dengan harga yang sangat mahal dan terbatas. Kalau biasanya utnuk mendaptkan solar cukup di Tanjung Samak ataupun ke Selatpanjang, selama Ramadhan ini terpaksa harus ke Tanjung Balai Karimun.
Kondisi ini jelas sangat menyulitkan para nelayan, selain harus berlayar dulu ke Tanjung Balai Karimun, meskipun harga solarnya relatif masih murah tapi dari isi waktui jelas sangat tidak efektif. "Kami berharap ada upaya dari pemkab Meranti untuk menambah kuota solar subsidi khusus untuk nelayan. Kalau harus membeli solar dengan harga Rp. 15.000/kg, jelas sangat menyulitkan kami. Selain harus menambah biaya opersional, jaminan keterseidaan solar di pasaran juga tidak stabil.
Akui Haurs di Tambah
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagaganan Meranti Drs Syamsuar Ramli mengakui saat ini kebutuhan solar para nelayan terus meningkat. Disamping itu, kebutuhan solar untuk penerangan lampu diberbagai pelosok desa juga terus meningkat. Sementara dari pertamina tidak ada kuota penambahan solar subsidi untuk Meranti. Akibatnya, stok solar di APMS sering habis. Kalaupun ada pengecer yang menjual solar, itu bukan lagi solar subsidi tapi non subsidi. Dengan demikian harganya akan lebih mahal.
"Melihat dari rasio kebutuhan, jelas Pertamina harus menambah kuota subsidi solar. Untuk itu kita sudah ajukan penambahan kuota ke Pertamina. Tidak hanya bahan bakar solar tapi juga minyak tanah dan bensin. Tapi sampai hari ini, belum ada respon dari pihak Pertamina. Padahal, kelangkanan permium, minyak tanah dan solar sering mendera daerah ini," ungkap Syamsuar. (rus)
Ribuan Nelayan Mengeluh
- Selasa, 31 July 2012 00:00
SELATPANJANG (HK) - Ribuan nelayan kabupaten Kepulauan Meranti mengeluh karena sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak solar.